1.
Kesan pertama harus menyenangkan
Guru pada saat mengawali pertemuan
pertama kali dengan para peserta didik harus memperkenalkan diri dengan benar.
Tidak hanya memperkenalkan nama, mata pelajaran yang diajarkan, buku yang
digunakan dan tugas-tugas yang yang harus dikerjakan para peserta didik dimasa
yang akan datang, namun harus diperluas lagi dengan melihat keadaan peserta
didik.
2. Harus pandai membangun komunikasi aktif
2. Harus pandai membangun komunikasi aktif
Guru mata pelajaran eksak harus
pandai menyapa peserta didik saat memasuki ruang kelas untuk mengawali suatu
kegiatan pembelajaran. Karena, kadang guru hanya mengucapkan salam kemudian
mengabsen siswanya lalu memulai kegiatan pembelajaran disaat para siswa belum
sepenuhnya siap untuk menerima kehadiran guru. Kondisi seperti ini akan
menimbulkan kesan terpaksa, pada para peserta didik untuk mengikuti pelajaran
sehingga mereka masih mencuri-curi kesempatan untuk kembali berrmain atau
ngobrol dengan teman sebangkunya. Jika hal ini terjadi kemudian guru terpaksa
berakting galak atau memasang muka seram agar mereka terpaksa diam. Ini jelas
akan menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan di dalam belajar.
3. Menguasai materi pelajaran
Jika guru sendiri mengetahui dengan
jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat meyakinkan murid dengan
wibawanya, sehingga murid percaya dengan apa yang dikatakan guru, bahkan merasa
tertarik terhadap pelajaran yang diajarkan. Karena hal yang harus pertama kali
dilakukan oleh seorang guru adalah mengambil hati murid-muridnya.
4. Mengetahui dengan jelas sasaran pengajaran
Pengajaran yang jelas sasarannya
membuat murid melihat dengan jelas inti dari pokok pelajaran itu. Mereka dapat
menangkap seluruh liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan dalam proses
belajar.
5. Melakukan Pengajaran dengan Susunan yang Sistematis
Pengajaran yang tidak bersistem
bagaikan sebuah lukisan yang semrawut, tidak memberikan kesan yang jelas bagi
orang lain. Tidak adanya inti, tidak tersusun, tidak sistematis, akan sulit
dipahami dan sulit diingat oleh para murid. Oleh sebab itu inti pengajaran
harus disusun dengan teratur dan sistematis.
6. Banyak Menggunakan Contoh Kehidupan
Pada saat mengajar, harus sering
menggunakan contoh atau perumpamaan kehidupan sehari-hari atau yang pernah
dialami. Misalnya, saat menerangkan tentang “Percepatan Gravitasi Bumi” maka kita
menerangkan tentang seseorang yang sedang duduk di bawah pohon apel (Issac
Newton) kemudian ada sebuah apel yang jatuh mengenai kepalanya, lalu Issac
Newton ini meneliti mengapa mangga yang berada di atas bisa jatuh ke bawah. Hal
tersebut ternyata karena pengaruh gravitasi bumi yang nilainya adalah 9,8 m/s2
atau 10 m/s2. Atau lebih baik lagi apabila seorang guru membawa buah apel langsung
ke dalam ruang belajar dan mempraktekannya dengan murid-muridnya, hal tersebut
akan membuat kesan yang berbeda sehingga murid akan lebih cepat mengerti dan lebih
mudah untuk mengingatnya.
7. Cakap Menggunakan Bentuk Cerita
Bentuk cerita tidak hanya diutarakan
dengan kata-kata, namun juga boleh dengan menambahkan gerakan-gerakan, yang
memperdalam kesan siswa. Bentuk yang paling lazim adalah menggunakan
perumpamaan untuk menjelaskan kebenaran.
8. Menggunakan Panca Indera Murid
8. Menggunakan Panca Indera Murid
Penggunaan bahan pengajaran yang
berbentuk audio visual berarti menggunakan panca indera murid. Para ahli[1] pernah mengadakan catatan statistik selama 15
bulan, sebagai hasilnya mereka mendapatkan persentase dari isi pelajaran yang
masih dapat diingat oleh murid. Bagi murid yang hanya tergantung pada indera
pendengaran saja masih dapat mengingat 28%, sedangkan bagi murid yang
menggunakan indera pendengaran ditambah dengan indra penglihatan dapat
mengingat 78%.
9. Melibatkan Murid dalam Pelajaran
Melibatkan murid dalam pelajaran
dapat menambah ingatan mereka, juga motivasi dan kegemaran mereka. Cara itu
dapat menghilangkan kesalah-pahaman yang mungkin terjadi ditengah pertukaran
pikiran antara guru dan murid, selain mengurangi tingkah laku yang mengacau
10. Menguasai Psikologi Peserta Didik
Guru yang ingin memberikan pelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan murid, tentu harus memahami perkembangan jiwa
murid pada setiap usia. Guru juga harus mengetahui dengan jelas kebutuhan dan
masalah pribadi mereka. Pengertian antara guru dan murid adalah syarat utama
untuk komunikasi timbal balik. Karena komunikasi yang baik dapat membuat
penyaluran pengetahuan menjadi lebih efektif. Dengan merasa nyaman maka akan
membuat daya serap terhadap apa yang disampaikan akan lebih cepat dan mudah.
11. Menggunakan Cara Mengajar yang Hidup
Sekalipun memiliki cara mengajar
yang paling baik, namun jika terus digunakan dengan tidak pernah diubah, maka
cara itu akan hilang kegunaannya dan membuat murid merasa jemu. Cara yang
terbaik adalah menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan fleksibel, untuk
menambah kesegaran (tidak monoton).
12. Menjadikan Diri Sendiri Sebagai Teladan
Masalah umum para guru adalah dapat
berbicara, namun tidak dapat melaksanakan. Pengajarannya ketat sekali, namun
kehidupannya sendiri banyak cacat cela. Cara mengajar yang efektif adalah guru
sendiri menjadikan diri sebagai teladan hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan
itu merupakan cara yang paling berpengaruh. Kewibawaan seseorang terletak pada
keselarasan antara teori dan praktek. Jikalau guru dapat menerapkan kebenaran
yang diajarkan pada kehidupan pribadinya, maka ia pun memiliki wibawa untuk
mengajar.
13. Menggunakan Suasana Di luar Kelas
Untuk menghindari kebosanan murid di
dalam kelas maka pergunakan suasana diluar kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan
sekali-sekali agar kegiatan belajar menjadi tidak monoton. Caranya ajak murid
keluar kelas dan ajarlah mereka di udara terbuka. Manfaatkan belajar kelompok.
Buatlah beberapa kelompok yang terdiri dari 5 sampai 8 murid. Tunjuk seorang
ketua dalam masing-masing kelompok untuk bertanggungjawab atas kelompoknya.
Dengan demikian dapat membantu guru memonitor situasi belajar mengajar.
14. Menciptakan Suasana yang Membuat Image Fisika Seolah-olah Sangat Mudah
Bukan sebaliknya menakut-nakuti
siswa, misal mengawali pembelajaran dengan perkataan: ‘materi ini pasti sulit
dipahami, karena……’ hal ini bisa membuat siswa pesimis. Hindari!
15. Tidak horor tegang dalam mengajar
Upayakan selingi dengan humor tapi
tidak berlebihan.
16. Perbanyak dialog langsung dengan siswa
Terutama tentang konsep-konsep
fisika yang baru diajarkan. Minta mereka mengeluarkan pendapatnya untuk
menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan konsep yang diberikan.
17. Melakukan Eksperimen dan Demonstrasi Fisika
17. Melakukan Eksperimen dan Demonstrasi Fisika
Dengan demikian setiap murid
menikmati asyiknya fisika dan mereka bisa merasakan bahwa fisika itu sungguh
menyenangkan. Karena setiap orang akan mengingat 90% dari apa yang dikatakan
dan dilakukan, 70% dari apa yang dikatakan, 50% dari apa yang dilihat dan
dengar, 30% dari apa yang dilihat, 20% dari apa yang didengar, dan 10% dari apa
yang dibaca.
18. Mengajak Siswa Untuk Berimajinasi
18. Mengajak Siswa Untuk Berimajinasi
Guru membantu siswa untuk
berimajinasi mengenai kejadian-kejadian yang berhubungan dengan materi yang
sedang dipelajari.
19. Memotivasi Siswa Agar Lebih Rajin Belajar
Meskipun motivasi yang terpenting
adalah motivasi dari dalam diri (intrinsik), namun tidak sedikit orang yang
membutuhkan motivasi dari luar (ekstrinsik) karena itu dapat lebih mendorong
motivasi Intrinsik.
20. Menegaskan Konsep-konsep dengan Berkesan
Saat mengakhiri kegiatan
pembelajaran harus ada penegasan konsep-konsep yang sangat esensial dari pokok
bahasan yang sedang dikaji. Sehingga para peserta didik mendapatkan pengalaman
yang berkesan dari pokok bahasan yang sedang dikaji. Semua terkesan luar biasa,
siswa mengetahui kata kunci yang mesti diingat.
21. Menumbuhkan dan Menciptakan Suatu Sikap Belajar yang Baik
Diantara guru dan murid jelaskan bahwa jika seseorang
belajar dengan baik, maka akan mendapatkan hasil yang baik pula.